PDM Kabupaten Batang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM  Kabupaten Batang
.: Home > Artikel

Homepage

Semut Memadamkan Api

.: Home > Artikel > PDM
31 Maret 2014 17:31 WIB
Dibaca: 2049
Penulis :

dr. Koesdarmadji, Sp.PD

 

ADA idiom menarik tentang cerita kawanan semut yang dengan penuh kegigihan berusaha  memadamkan api dengan menyemprotkan air dengan mulutnya.  Sebuah tindakan yang dianggap penuh kemustahilan bagi makhluk mungil ini.  Sampai suatu ketika muncul pertanyaan menggelitik, “wahai semut, mungkinkah kalian dapat memadamkan kobaran api?” Dengan penuh  kemantapan, semut-semut itu menjawab, “sesungguhnya kami menyadari hanya tercipta sebagai semut yang mungkin tak berarti apa-apa menghadapi kobaran api, tetapi kami yang penuh keterbatasan ini tetap memiliki tekad untuk memadamkannya.  Kalau toh akhirnya api tersebut tidak padam, setidaknya kami sudah berbuat untuk menyelamatkan sesuatu. ”

 

Cerita di atas hanyalah pengandaian.  Dalam konteks kegotong-royongan manusia dapat diibaratkan sebagai semut-semut yang berusaha memperjuangkan suatu cita-cita dan menaklukkan tantangan. Sementara api di sini dapat diartikan sebagai api kemiskinan dan kebodohan yang senantiasa mengancam dan membahayakan kehidupan. Kemiskinan dan kebodohan dapat menjerumuskan manusia pada kenistaan, bahkan kekufuran. Itulah sebabnya Islam mengajarkan untuk menumpas segala bentuk kemiskinan dan kebodohan dalam segala bentuk dan cabangnya.

 

Idiom semut barangkali  relevan dengan semangat PCM Batang, Jawa Tengah yang sedang berikhtiar memadamkan api kemiskinan dan kebodohan melalui pendirian kios retail bernama “Bagaskara” . Mendirikan  Toko Bagaskara memang  sebuah langkah kecil yang harus dilakukan untuk menggerakkan ummat.  Sebuah perubahan mustahil terjadi tanpa adanya gerakan.  Di sinilah Muhammadiyah memiliki peran strategis untuk menciptakan perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik dan berkualitas.  Dalam Muhammadiyah dikenal istilah “gerakan”, bukan “gerombolan”. Ini artinya bahwa dalam tubuh Muhammadiyah idealnya terdapat sosok-sosok penggerak. Semua dituntut untuk bergerak dan mengambil peran sesuai proporsinya. Jika kebersamaan ini dijalankan penuh kesadaran, Insya Allah ke depan Muhammadiyah di Batang akan berkembang dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan.

 

Toko Bagaskara sudah lahir, tinggal merawat dan membesarkannya bersama-sama.  Toko Bagaskara diharapkan menjadi  ikon kegiatan bisnis ritail yang dapat menjembatani potensi ekonomi warga Muhammadiyah dengan kepentingan pasar. Tidak menutup kemungkinan kelak Toko Bagaskara bukan hanya ada di kecamatan Batang, tetapi berdiri di kecamatan-kecamatan lain.  Jika di kabupaten Batang yang terkenal minus saja bisa melahirkan Toko  Bagaskara, daerah-daerah lain yang terkenal subur mudah-mudahan juga bisa berbuat lebih banyak.  Bukan sebuah kemustahilan jika Toko Bagaskara kelak bisa meng-Indonesia dan menjadi kekuatan ekonomi Muhammadiyah. Secara matematis dapat dihitung, jika setiap cabang Muhammadiyah di Indonesia memiliki satu Toko Bagaskara, maka ada sekitar 3000 lebih Toko Bagaskara di seluruh Indonesia. Sebuah kekuatan yang luar biasa tentunya.  

Penulis adalah anggota PCM Batang, Jawa Tengah


Tags: Toko , Bagaskara , Batang
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori : essay

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website