PDM Kabupaten Batang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM  Kabupaten Batang
.: Home > Artikel

Homepage

Trend Digitalisasi Al Quran

.: Home > Artikel > PDM
07 Juli 2012 07:21 WIB
Dibaca: 2703
Penulis :

Kawe Shamudra

 

BULAN Ramadan hampir tiba. Segenap umat Muslim di seluruh dunia menyambutnya dengan suka-cita.  Sudah pasti, bulan suci ini diisi dengan berbagai macam ibadah, satu diantaranya membaca dan mengkaji Al Quran. Kini Al Quran  terdokumentasi dalam berbagai format dan bahasa. ,marquee.Penyalinan  teks kitab suci ini tidak terlepas dari peran teknologi yang terus berkembang mengiringi trend zaman.

 

Sebelum teknologi mesin cetak ditemukan, mushaf Al-Quran disalin  menggunakan tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Sampai saat ini, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat Islam dilarang melihatnya.

 

Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ke tempat asalnya yaitu di Tasyqand, Uzbekistan.  
Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di kota Kairo, Mesir. Sedangkan mushaf ketiga dan keempat berada di kota Istambul Turki. Umat Islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya.

 

Pasca ditemukannya mesin cetak oleh Gontenberg,   Al-Qur'an untuk pertama kali dicetak di Hamburg, Jerman pada1694 M. Adapun mushaf Al Quran yang pertama kali dicetak  adalah mushaf edisi Malay Usman yang diterbitkan di St. Pitersburg, Rusia pada 1787. Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di Kazan pada tahun1828, Persia Iran tahun 1838 dan Istambul tahun 1877.

 

Pada tahun 1858, seorang Orientalis Jerman , Fluegel, juga menerbitkan Al Quran Sayang, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini  mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sejalan dengan kaidah yang digunakan dalam mushaf standar.

 

Sejak abad ke-20, pencetakan Al Quran dilakukan umat Islam sendiri. Untuk menghindari kesalahan, proses pencetakannya diawasi secara ketat oleh para. Kitab Al Quran yang banyak dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya. Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/ 1925 M.

 

Pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai huruf-huruf yang indah. Pencetakan ini dilakukan di Turki atas prakarsa seorang ahli kaligrafi turki yang terkemuka Said Nursi.
 

Teknologi Mutakhir

Dengan bantuan teknologi yang lebih canggih, Al-Quran bisa dicetak secara cepat dalam jumlah banyak. Misalnya Percetakan Malik Fahd di Arab Saudi yang telah mencetak ratusan  juta naskah al-Quran. Demikian juga percetakan al-Quran di negara Islam yang lain seperti Mesir, Libya, Lubnan, Malaysia, Indonesia, India dan lain-lain.

 

Dokumentasi  Al-Quran kemudian meningkat dengan perekaman menggunakan piringan hitam atau kaset. Hingga akhirnya muncul Al-Quran digital dengan berbagai  bentuk, misalnya melalui telefon bimbit atau computer, dimana Al Quran dapat dibaca per ayat sesuai keinginan pembaca dan muncullah suara bacaan dari qari terkenal seperti Syeikh Mahmud Khali Khusari, Syeikh Sudais, Syeikh Saud Syuraim, Syeikh Abdul Basit dan lain-lain.

 

Sejumlah  negara menempuh kebijakan pendokumentasian   dengan memanfaatkan teknologi mutakhir.  Arab Saudi memiliki Mujamma Al-Malik Fahd, percetakan Al Quran terbesar di dunia  di Madinah Almunawarah yang didirikan pada 2 November 1982. Dua tahun kemudian, tepatnya bulan Safar 1405 Hijriyah atau Oktober 1984 Masehi, Al Quran mulai diproduksi di sini, jumlahnya mencapai 30 juta eksemplar per tahun.  Angka ini lebih besar dibandingkan percetakan Alkitab (bibel) di Nanjing, Cina yang hingga saat hanya mampu memproduksi maksimal 12 juta eksemplar per tahun.

 

Selain mencetak Al Quran tradisional, percetakan Mujamma’ Al-Malik Fahd juga memproduksi Al-Quran dalam versi digital atau cakram padat (CD, VCD, dan DVD).  

 

Saat ini, perkantoran Mujamma’ Al-Malik Fahd berdiri megah di atas lahan seluas 250 ribu meter persegi, terdiri atas puluhan gedung bertingkat.  Terdapat pula gedung pusat pelatihan petugas, pusat pengembangan Dirasat Al Quran (Pendidikan Al-Quran), asrama petugas, penginapan tamu, ruang pejabat tinggi negara, tempat pembuatan CD, VCD, dan DVD Al-Quran, serta ruang produksi video sejarah Al-Quran untuk para tamu. Ada juga lemari-lemari raksasa untuk menyimpan koleksi Al- Quran dari berbagai bahasa yang pernah diterbitkan.

 

Di era internet saat ini, pendokumentasian dan penyebaran Al Quran dilakukan secara online. Seperti yang diprakarsai Musem Walters Arts di Inggris. Dengan dana sebesar USD300 ribu dari National Endowment for the Humanities, museum ini menempatkan seluruh koleksi Al Qur an dan karya tulisan Islami lainnya dalam format online. Format ini menyajikan tampilan Al Quran beresolusi tinggi dan dapat diakses secara gratis oleh siapa saja melalui koneksi internet.   


Sumber:
-    http://lifestyle.okezone.
-    http://www.jurnalhaji.com
-    http://wiki.myquran.org
-    http://forum.detik.com


Tags: Ramadan , AlQuran
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori :

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website