PDM Kabupaten Batang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM  Kabupaten Batang
.: Home > Masuknya Muhammadiyah di Reban

Homepage

Masuknya Muhammadiyah di Reban

Masuknya faham muh di Kecamatan Reban relatif muda, yaitu pada tahun 1990-an. Pembawa faham ini kebanyakan adalah para pendatang yang rata-rata para Pegawai Negeri Sipil yang mendapat tugas dinas di wilayah Kabupaten Batang.

             Masuknya para pendatang di Kecamatan Reban membawa pengaruh terhadap lahirnya Muhammadiyah. Masuknya faham ini berawal dari rasa kehampaan dna kesepian yang dialami oleh para pendatang tersebut, mereka tercekam kesepian yang mendalam. Atas kejadian tersebut mereka berinisiatif untuk membentuk dan mendirikan organisasi Muhammadiyah. Tokoh yang membawa faham dan mendirikan Muhammadiyah di Kecamatan Reban antara lain : Bapak Sahuri Nur, Bapak Abdul Mu’is, Bapak Nur Hadi, Bapak Wahono, Bapak Mucharim (Alm) dan Bapak Sugiatno.

             Awal masuknya Muhammadiyah di Reban adalah di desa Sojomerto dan Reban. Keduanya berdiri tahun 1987. Pendiri ke dua ranting tersebut adalah Bapak Sahuri Nur dan Bapak Abdul Mu’is beliau pendatang dari Magelang dan Pemalang.

             Masuknya fahan ini di Reban dan Sojomerto melalui berbagai rintangan dan hambatan. Banyak hambatan yang terjadi dan dialami oleh para tokoh pembawa faham ini, mulai darin pelarangan untuk pengajian di Masjid Reban, dihapusnya jadwal Khotib bagi para tokoh Muhammadiyah, bahkan sampai terror yang cukup mengerikan.

             Dikisahkan pada suatu ketika tokoh Muhammadiyah menjadi khotib shalat Jum’at, beliau adalah Bapak mucharim (alm) memberikan suatu isian yang mengajak pada para jama’ah supaya tidak pakai qunut di tengah jama’ah jum’at. Jama’ah Jum’at bubar, meninggalkan acara khutbah, karena tidak setuju dengan anjuran si khotib.

             Hal ini berbuntut panjang, yaitu adanya reaksi keras dari para warga masyarakat yang terus mengalir yang dialamatkan pada para rokoh Muhammadiyah, yaitu dengan aksi melakukan pelemparan batu ke rumah Bapak Mucharim, tokoh Muhammadiyah akhirnya dilarang mengisi khutbah di masjid dan mengisi pengajian di wilayah Reban, inilah kisah perjalanan dakwah Muhammadiyah di Reban.

             Masuknya Muhammadiyah di Reban, melalui dua ranting Sojomerto dan Reban. Sebelum cabang terbentuk ke 2 ranting terbentuk menginduk pada Pimpinan Cabang Tersono. Karena menurut AD/ART Muhammadiyah belum memenuhi syarat untuk berdirinya cabang Muhammadiyah. Syarat untuk berdirinya kepemimpinan tingkat cabang, adalah setelah berdiri 3 pimpinan ranting.

             Dua tahun kemudian, tahun 1989 berdirilah satu ranting lagi, yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Padomasan. Dengan bertambahnya ranting Padomasan, syarat untuk mendirikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah telah terpenuhi. Para tokoh pendiri ranting akhirnya bersepakat untuk segera mendirikan cabang Muhammadiyah. Tokoh-tokoh Muhammadiyah Reban berkumpul, mereka antara lain : Bapak Mucharim, Bapak Sugiatno, Sag, Bapak K. Nurhadi, Bapak Lirih, Bapak Wahono, Bapak Abdul Mu’is dan Bapak Sahuri Nur. Melalui pertemuan para tokoh tersebut, akhirnya terbentuklah Pimpinan Cabang Muhammadiyah pada tahun 1991

             Latar belakang masuknya Muhammadiyah di Kecamatan Reban tidak lepas dari usaha para pendatang yang mendapat tugas dinas di Kecamatan Reban, dan juga atas peran serta tokoh Muhammadiyah Tersono. Hal ini ditandai dengan masuknya ranting Reban dan Sojomerto pada pimpinan cabang Tersono, pada saat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban blm terbentuk.

             Dalam bidang kelembagaan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban baru memasuki tiga periode kepemimpinan. Pada periode kepemimpinan tahap awal, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban dijabat oleh Bapak Abdul Mu’is tahun 1991-1995. Periode ke dua tahun 1995 – 2000 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban dijabat oleh Bapak Mucharim, sekretaris Bapak Sahuri Nur. Pada periode ke 3 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban dijabat oleh Bapak Sahuri Nur, sekretaris Bapak Sugiatno, S.Asfg. Periode demi periode kepemimpinan Muhammadiyah di Reban tidak terjadi perkembangan. Perihal dilakukan perintisan amal usaha Muhammadiyah bidang pendidikan SMU, namun gagal, karena tidak adanya dukungan dari warga masyarakat.madrasah Diniyah juga pernah berjalan, namun akhirnya bubar di tengah jalan. Perintisan tersebut dilakukan pada periode kepemimpinan Bapak Mucharim. Beliau merupakan tokoh yang sangat gigih melancarkan dakwah Muhammadiyah. Namun saying, ditengah perjalanan periode 1995 – 2000, beliau wafat dan digandikan oleh Bapak Sahuri Nur, untuk menggantikan jabatan beliau selaku pimpinan.

             Sulit berkembangnya amal usaha Muhammadiyah di Reban, menurut penuturan Bapak Sahuri Nur, antara lain disebabkan beberapa factor :

1.    Tidak adanya dukungan dari warga masyarakat.

2.    Secara kualitas sekolah Muhammadiyah blm bisa bersaing dengan sekolah Negeri. Selain itu sekolah negeri masih mampu untuk menampung siswa yang ada dan masyarakat cenderung memilih Sekolah Negeri.

3.    Minimnya warga Muhammadiyah sehingga sulit untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat luas.

4.    Faham Muhammadiyah tidak diminati oleh sebagian besar warga masyarakat. Bahkan faham ini masuk dalam daftar faham yang dibenci atau menjadi kebencian.

             Sampai dengan tahun 2004 ini, keberadaan Muhammadiyah di Kecamatan Reban masih belum mengakar. Karena sebagian besar warga masyarakat menolak faham yang dibawa oleh Muhammadiyah. Dan dakwah yang rata-rata dilakukan pada pendatang kurang mendapat perhatian masyarakat luas. Bahkan kurang atau tidak mendapat sambutan positif.

             Kondisi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban, pasca muktamar ke 44 di Jakarta, terlihat kurang aktif, kegiatan ranting menyatu dengan kegiatan cabang. Amal usaha blm dimiliki, kepengurusan ranting dan cabang tidak lengkap sehingga banyak rangkap jabatan.

             Kegiatan andalan cabang Reban adalah pengajian 1 bulan sekali dan pengajian tengah bulanan. Pengajian bulanan dilakukan Sabtu sore dengan ustad Bapak KH. Muh Zaed dari Wonosobo.

             Gerakan dakwah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban yang terus dilakukan di tengah-tengah masyarakat antara lain :

1.    Gerakan penyadaran untuk melakukan zakat amwal

2.    Gerakan penyadaran untuk melakukan qurban tiap tahun.

3.    Menanamkan kesadaran untuk kembali pada Al Qur’an dan Hadits dan beramal sesuai dengannya.

             Sedangkan amal nyata yang telah dilakukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban ditengah-tengah masyarakat adalah :

1.    Menyantuni para fakir miskin, anak yatim satu tahun sekali

2.    Memberi bea siswa pada anak tidak mampu

3.    Melaksanakan sunatan massal dua tahun sekali.

             Kurang berkembangnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Reban adalah karena faktor sebagai berikut :

1.    Pembawa faham didominasi oleh para pendatang, dan rata-rata para Pegawai Negeri Sipil yang sering mutasi ke daerah lain.

2.    Sosio-agama warga masyarakat yang dekat dengan adat dan tradisi

3.    Tidak ada atau sulitnya melakukan pengkaren

4.    Kurang mendapat pembinaan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

             Sampai dengan tahun 2004, Reban memiliki tiga pimpinan ranting masing-masing :

1.    Primpinan Ranting Muhammadiyah Sojomerto

2.    Primpinan Ranting Muhammadiyah Reban

3.    Primpinan Ranting Muhammadiyah Padomasan

             Melihat data statistik Kecamatan Reban, masih terdapat 18 desa yang blm terbentuk pimpinan Ranting Muhammadiyah, dari jumlah 21 desa yang ada di Kecamatan Reban.

             Untuk pengembangan usaha dakwah kedepan Muhammadiyah cabang Reban perlu membuat konsep dakwah, strategi dakwah dalam rangka pembentukan ranting-ranting baru.[1]



[1] Wawancara dengan Bp. Sahuri Nur (Pimpinan Cabang Muhammadiyah Periode 2000 – 2005), Bp. K. Nurhadi (Pimpinan Dakwah Muhammadiyah bagian Tabligh).



Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website