PDM Kabupaten Batang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM  Kabupaten Batang
.: Home > Masuknya Muhammadiyah di Bandar

Homepage

Masuknya Muhammadiyah di Bandar

            Muhammadiyah masuk di Kecamatan Bandar dengan melalui berbagai jalur. Jalur yang mendominasi masuknya faham Muhammadiyah di Bandar adalah melalui jalur pendatang. Mereka dari Pegawai Negeri Sipil dan Swasta.

             Sejarah masuknya cabang Muhammadiyah di Bandar sangat darurat. Karena kondisinya belum memungkinkan untuk didirikannya sebuah cabang. Menurut AD/ART syarat pendirian suatu cabang, apabila di suatu tempat telah terbentuk 3 kepengurusan tingkat ranting. Namun tokoh-tokoh pembawa faham Muhammadiyah ini mengharuskan untuk didirikannya sebuah cabang, diantara tokoh tersebut antara lain : Bapak Farihun, Bapak Son Haji, dan Bapak Soeharto. Sedangkan untuk memenuhi criteria yang sebagaimana diatur AD/ART menyusul kemudian.

             Walaupun belum memenuhi syarat, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar akhirnya berdiri sekitar tahun 1983, langsung Cabang, tidak melalui ranting terlebih dahulu. Dan pelantikan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar dilaksanakan di Balai Desa Bandar.

             Sedikitnya massa Muhammadiyah pada waktu itu menyebabkan berdirinya cabang tidak sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh AD/ART Muhammadiyah.

             Diantara penghambat gerakan Muhammadiyah di Bandar adalah : Sosio-Agama masyarakat yang sangat kental dengan nuansa tradisional dan tradisi yang sampai hari ini telah melembaga cukup kuat. Tradisi tersebut adalah : acara tahlilan keliling dari rumah ke rumah, yasinan, berjanji, mitoni, manakiban, selamatan kematian 3, 7, 40 hari, sedekah bumi dan lain sebagainya.

             Perkembangan Muhammadiyah di Kecamatan Bandar periode awal tahun 1983 – 1985, kurang berkembang dengan baik, tidak ada amal usaha yang berdiri pada periode ini. Keberadaan Muhammadiyah Bandar hanya baru bisa mempertahankan eksistensinya saja, untuk bergerak mendirikan amal usaha belum memiliki kekuatan yang cukup. Derasnya arus penganut tradisi budaya yang diagamakan atau diritualkan oleh sebagian besar warga masyarakat menjadikan faham Muhammadiyah tidak beroleh tempat yang subur di masyarakat. Bahkan, kebanyakan masyarakat menolak kehadiran Muhammadiyah. Kebencian terhadap Muhammadiyah tersebut, karena Muhammadiyah tidak pernah toleran dengan tradisi yang ada. Muhammadiyah datang menggusur tradisi yang telah menjadi barang “keramat” yang tak boleh diganggu gugat.

             Perkembangan yang terjadi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar mulai kelihatan pada periode 1985 – 1990. perkembangan inipun sebenarnya tidaklah seberapa besar dibandingkan dengan luas wilayah Kecamatan Bandar. Pada periode 1990 – 1995 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar mencoba merintis Lembaga Pendidikan yaitu TK. ABA.

             Pada periode berikutnya, tahun 1990 – 1995, juga mulai ada angin segar bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar. Yaitu dengan masuknya para tokoh-tokoh baru yang siap untuk mendukung dakwah Muhammadiyah, mereka antara lain : Bapak H. Anta Mashadi, Bapak Sumarno, Bapak Zaenal Abidin, Bapak Mahmudi dan lain-lain. Pada periode ini, muncul gerakan pengembangan ekonomi, yaitu pendirian Lembaga Keuangan masyarakat (LKM). LKM ini merupakan program instruksi dari PP Majelis Ekonomi. Dengan adanya kegiatan tersebut amal dakwah Muhammadiyah mulai nampak. Dan ini membawa kesan simpatik terhadap masyarakat.

             Periode tahun berikutnya, antara tahun 2000 – 2005, tidak ada perubahan perkembangan, kondisi Muhammadiyah masih sama dengan periode tahun yang lalu. Keigiatan yang terus aktif menjadi andalan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar adalah pengajian-pengajian rutin 1 bulan sekali di cabang dan ranting.

             Pasca Muktamar – 44 di Jakarta dan periode kepemimpinan tahun 2000 – 2005, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar mencoba mengambil langkah strategis, yaitu membuat program unggulan sebagai jawaban atas fakumnya organisasi Muhammadiyah.

             Tahapan yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar antara lain :

1.    Mendirikan Gedung Sekretariat, sekaligus sebagai masjid dan perpustakaan.

2.    Dalam bidang ekonomi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar, mencoba membentuk BMT, berdiri tahun 2002, perkembangan cukup membaik.

3.    Melakukan kaderisasi, antara lein dengan mengirimkan calon kader-kader militan ke Ponpes Gontor Ponorogo.

             Dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar telah memiliki 2 kader terbaik lulusan Gontor Ponorogo dan kini mengikuti study di Antara lainAzhar Kairo Mesir. Mereka berdua adalah : Anisa Kumala Masyadi. Di Mesir menjadi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir. Dan satunya lagi adalah Anang Rikza Masyhadi (alumnus Gontor) dan kini menjadi Mahasiswa Syari’ah dan Hukum Internasional, sekaligus menjadi penasehat Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir. Ia juga menjadi penulis aktif tentang buku sejarah Makkah dan penulis aktif di Suara Muhammadiyah, pada kolom “Ulumul Hadits”.

             Sampai dengan 2004, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Muhammadiyah Bandar- membawahi 4 Pimpinan Ranting, masing-masing adalah :

1.    Pimpinan Ranting Muhammadiyah Bandar

2.    Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sidomulyo

3.    Pimpinan Ranting Muhammadiyah Wonokerso

4.    Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sodong (duluar PCM Bandar, Sodong adalah masuk wilayah Kecamatan Wonotunggal. Karena belum berdiri Pimpinan cabang, maka menginduk pada Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bandar.



Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website