PDM Kabupaten Batang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM  Kabupaten Batang
.: Home > Berita > Pengukuhan PCM Wonotunggal

Homepage

Pengukuhan PCM Wonotunggal

Minggu, 29-05-2016
Dibaca: 953

  

MATAHARI bersinar di Wonotunggal, ditandai lahirnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonotunggal yang dirayakan bersama-sama lewat pengukuhan dan pengajian umum di kompleks Mushalla At Taqwa Dukuh Siwungu Desa Siwatu, Wonotunggal, Batang (29/5). Dihadiri seribu lebih jamaah dari Batang, Wonotunggal, Warungasem dan Bandar.

 

“Saya terharu dan belum bisa bicara banyak,” cetus ketua PCM Wonotunggal, Jumadi Adianto Niti Miharjo,S.Pd.,MM dalam sambutan singkatnya setelah pembacaan SK. Pak Jum, demikian sapaan akrabnya, terpilih secara aklamasi untuk menakhodai PCM Wonotunggal periode pertama.

 

Setelah pengukuhan, acara dilanjutkan dengan pengajian oleh Ketua PDM Batang, Drs. H. Nasikhin, MH dan pentasharufan zakat oleh Lazismu Batang kepada yang berhak berupa 31 paket sembako dan dua modal usaha masing-masing kompresor dan alat tukang.

 

Dalam ceramahnya Pak Nasikhin menghimbau kepada masyarakat Wonotunggal, jangan khawatir dengan Muhammadiyah karena kehadiran organisasi ini tidak akan merugikan negara dan masyarakat. “Muhammadiyah justru bermanfaat bagi masyarakat. Lihat saja nanti dalam satu atau dua tahun mendatang, hadirnya Muhammadiyah di Wonotunggal Insha Allah akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Jika sampai tidak membawa manfaat, silahkan bubarkan Muhammadiyah Wonotunggal,” tandas Nasikhin yang juga menjabat Sekda Batang ini.

 

Jadi kalau ada pihak yang beranggapan Muhammadiyah memecah-belah ummat, itu merupakan penilaian yang tendensius dan bertentangan dengan fakta sejarah. Nasikhin menjelaskan, Muhammadiyah berjasa besar bagi negara dan merupakan pelopor gerakan nasionalisme. “Presiden RI pertama Ir. Soekarno merupakan kader Muhammadiyah. Bahkan menjelang ajalnya, beliau berpesan agar jasadnya ditutup menggunakan bendera Muhammadiyah.

 

Dalam masa revolusi, Muhammadiyah ikut berjuang menegakkan berdirinya Negara Republik Indonesia. Terbukti tokoh-tokoh Muhammadiyah terdahulu telah mendidik masyarakat dengan menanamkan jiwa nasionaisme yang tangguh. “Pendiri TNI, yakni Panglima Sudirman juga kader pilihan Muhammadiyah. Jaksa Agung pertama, Kasman Singodimejo juga orang Muhammadiyah,” jelas Nasikhin.

 

Beliau juga menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang mendakwahkan Islam berdasarkan Alqur'an dan Sunnah. Muhammadiyah bukan pembawa ajaran baru. Dalam masalah landasan ideologi Panca Sila, Muhammadiyah memandang sebagai Darul 'ahdi wasysyahadah atau Negara Kesepakatan dan Kesaksian artinya bahwa Negara Pancasila adalah memang kesepakatan diantara berbagai kelompok dan golongan.

 

Sebagai Negara Kesaksian atau Pembuktian, Negara Pancasila menjadi ajang perlombaan berbagai kalangan untuk mengisi dan mewarnainya dengan sibghoh masing. Bagi Muhammadiyah perlombaan mengisi dan mewarnai Negara Pancasila merupakan perjuangan kebangsaan dan keagamaan sekaligus.

 

Kilas Sejarah PCM

 

Wonotunggal terbentuk pada Sabtu 8 Rajab 1436 H/ 16 Apri 2016 M melalui rapat pukul 20.00 sampai 22.00 WIB di di rumah Bapak Jumadi, S.Pd di Wonotunggal, Batang. Beberapa tokoh hadir dalam acara tersebut antara lain H. Khusairi, Sri Slamet, S.Pd, Bambang Boga Asmoro, Erwan Sugiarto, Suyitno dan lain-lain.  Selain itu hadir pula perwakilan PDM Batang yakni H. A. Baedlowi Ali, H. Asrori dan Saean.

 

Secara aklamasi, Jumadi Adianto terpilih sebagai Ketua PCM Wonotunggal. Dalam menjalankan amanat, beliau didampingi sekretaris, bendahara serta anggota antara lain H. Khusaeri, Sri Slamet ,S.Pd, H. Pamuji Raharjo,SE, H. Ta'adi,S.Kep. Ners.,M.H.Kes, H. Bambang Boga Asmoro, Muhammad Khanif,S.Pd, Erwan Sugiarto, Tukul, S.Pd, Slamet HP.,S.Pd, Suyitno, Rohmat Kandung, S.Pd, H. Chozin,S.Pd.

 

PCM Wonotunggal hadir bukan tanpa sejarah. Susunan kepengurusan memang baru seumur tanaman sayur, namun benih-benih semangat ber-Muhammadiyah sudah tumbuh di Wonotunggal sejak tahun 1960-an.Lahirnya PCM Wonotunggal menorehkan peta baru sejarah Muhammadiyah, terutama terkait dengan status PRM Sodong.

 

Jika sebelumnya ranting Sodong bernaung di bawah PCM Bandar, kini memiliki atap sendiri. Sodong merupakan ranting Muhammadiyah tertua di Kecamatan Wonotunggal. Secara organisatoris, PRM terbentuk tahun 1990 dan diketuai Muhyidin, seorang buta huruf. Namun faham Muhammadiyah sudah masuk Sodong sejak 1967.

 

Menurut H. Khusairi, tokoh Muhammadiyah Sodong, di era itu sudah ada warga Sodong, terutama dari Dukuh Silegok, yang mengikuti pengajian di Pekajangan dan Bandar. “Tokoh dari Silegok yang disegani saat itu adalah Mbah Iman, orangnya lembut dan saya tak pernah melihat beliau marah,” kata Khusairi.

 

Mbah Iman menjadi tokoh inspiratif dan punya kepedulian pada masyarakat. Beliau mewakafkan tanah pekarangan yang kemudian digunakan sebagai tempat mengaji anak-anak kampung. Sekarang di atas lahan tersebut telah dibangun gedung TK ABA dan TPQ. Saat ini PRM Sodong memiliki amal usaha berupa 1 masjid, 2 mushala dan 1 rumah dakwah. Dan yang cukup menarik, warga Muhammadiyah Sodong memiliki tradisi gotong-royong dan kebersamaan antar sesama warga meskipun beda organisasi. Warga Muhammadiyah Dukuh Silegok jika mengadakan hajatan seperti pengajian umum selalu mengundang saudara-saudaranya dari NU, demikian pula sebaliknya.

Laporan: Harto Setiyono / Kawe Shamudra


Tags: PCM Wonotunggal
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website